PROPOSAL PENELITIAN PROGDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROPOSAL PENELITIAN
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS BUDAYA RELIGIUS DI
MAN 1 REMBANG
Proposal
ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metologi Penelitian Pendidikan
Dosen
pengampu : Dr. H. IKHROM, M. Ag.
Oleh :
ARDANY NURIL FAHMA
NIM : 1403036034
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
ABSTRAK
Ardany Nuril Fahma (1403036034). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Berbasis Budaya
Religius di MAN 1 REMBANG. Proposal penelitian. Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam, FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG, 2017.
Sesuatu yang luar biasa hasil dari kerja yang luar biasa juga, dunia
pendidikan yang ada saat ini hampir tidak ada perbedaan antara sekolah umum
dengan sekolah berbasiskan madrasah dilihat dari guru dan pegawainya sebagai
stakeholders disebuah lembaga pendidikan tersebut. lembaga pendidikan Islam
tidaklah lengkap ketika pengetahuan tentang keagamaan para pendidik (guru) dan
pegawai yang masih minim. Di sinilah letak peran penting seorang kepala sekolah
sebagai manejer dalam meningkatkan profesionalisme guru pada bidang keagamaan.
Budaya religius dalam suatu lembaga pendidikan masih sangat perlu ditekankan,
meskipun lembaga pendidikan tersebut berbasiskan Islam. Budaya religius adalah
sekumpulan nilai agama yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan, dan simbol-
simbol yang dipraktikkan guru sebagai tenaga pendidik di madrasah. Budaya
religius menuntut guru sebagai staf pendidikan yang tidak hanya mempunyai
kemampuan kognitif yang unggul saja, melainkan kemampuan afektifnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, mengalami
perubahan drastis di segala bidang kehidupan, baik langsung maupun tidak
langsung, perubahan tersebut banyak disebabkan oleh teknologi yang berkembang
cepat, sehingga realitas semacam ini ikut pula mewarnai kehidupan.
Proses perubahan yang bersifat kompleks, Universal dan kait
mengkait itu akan membawa dampak yang positif dan negatif bagi kehidupan bangsa
Indonesia. Salah satu problem yang pemecahannya diharapkan mampu menjawab dampak
negatif modernisasi adalah dunia pendidikan, terutama kurang relevansinya
pendidikan dengan tuntutan (kebutuhan) pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa
mutu pendidikan harus senantiasa ditingkatkan agar dapat mengikuti sekaligus
melopori dinamika. Kehidupan masyarakat adalah pusat segala tumpuhan untu
mencetak kader-kader pembangunan yang terampil, cakap dan kreatif. Bahkan
pendidikan aktifitas fundamental dalam kehidupan manusia yang memiliki
keleluasan dan orentasi menyeluruh.
Peranan guru dalam proses belajar mengajar dirasakan sangatlah
besar pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku anak didik. Untuk dapat
mengubah tingkah laku anak didik sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan
seorang guru yang profesional. Yaitu guru yang mampu menggunakan seluruh
kemampuan pendidikan sehingga proses belajar mengajar tersebut berjalan dengan
baik. Perlu disadari bahwa tidak semua guru mampu melaksanakan tugas buat yang
diembannya, dan tidak selamanya dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat
yang sedang berkembang. Bekal kemampuan profesional tidak lagi relevan dengan
berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tenaga guru harus berusaha
secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan dan pemahamannya sesuai dengan tugas yang diembannya.
Berkaitan dengan kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam
memncetak seorang guru yang profesional. Guru juga sangat menentukan kemana
arah dan sekaligus tujuan peserta didik. Adapun tugas kepala sekolah sebagai
pemimpin dan sekaligus sebagai supervisor adalah berkewajiban membantu para
guru di sekolah untuk mengembangkan profesinya dan sekaligus menolong guru agar
mampu melihat persoalan yang dihadapinya baik dalam kelas maupun luar kelas.
Dalam meningkatkan profesionalisme guru Kepala Sekolah harus memiliki berbagai
macam bentuk strategi sehingga dapat tercapai arah dan tujuan sekolah sekaligus
untuk meningkatkan mutu sekolah.[1]
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kepala sekolah meningkatkan profesionalisme guru berbasis budaya religius di MAN
1 REMBANG?
2. Bagaimana keberhasilan kepala sekolah dalam meningkatkan profsionalisme guru berbasis budaya religius di MAN 1
REMBANG?
3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan peningkatan profesionalisme guru
berbasis budaya religi di MAN 1 REMBANG?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan penelitian ini untuk :
a. Mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru
berbasis budaya religius di MAN 1 REMBANG.
b. Mengetahui Keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profsionalisme guru
berbasis budaya religius di MAN 1 REMBANG.
c. Memaparkan faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru
berbasis budaya religi di MAN 1 REMBANG.
2. Manfaat penelitian
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas profesionalisme guru
b. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan islam dalam menerapkan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru berbasis religius.
D. KAJIAN PUSTAKA
1.
Kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu
faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi ,tujuan
dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara
terencana dan bertahap. Oleh karena itu kepala Sekolah dituntut mempunyai
kemampuan manejemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil
inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.[2]
2.
Profesionalisme
guru
Kata “Profesional” berasal dari kata
sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang
mempunyai keahlian, seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dalam
pengertian lain Profesional adalah Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.[3] Pekerjaan yang bersifat profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk
itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat
memperoleh pekerjaan lain.[4]
3.
Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru
Sebagai pemimpin dalam menjalankan
tugasnya perlu mengingat dan berpedoman kepada strategi-strategi pemimpin.
Karena dengan memperhatikan strategi-strategi tersebut pemimpin dapat melakukan
langkah yang tepat dalam rangka mengarahkan anak didiknya. Bagaimanapun
pendekatan yang tepat sangat diperlukan oleh seorang pemimpin agar apa yang
disampaikan kepada anak didik dapat tersosialisasi kedalam setiap pribadi anak
didik tersebut. Dengan tersosialisasikannya perintah, teguran, nasihat dan
lain-lain, maka anak didik mempunyai keyakinan yang lebih baik. Adapun beberapa
strategi pemimpin adalah meliputi :
a.
Strategi
memberi perintah
b.
Strategi menegur
c.
Strategi
menghargai
d.
Strategi
menerima saran
e.
Stratgi
memelihara identitas
f.
Strategi
mengenalkan anggota baru dan
g.
Strategi
menciptakan disiplin kelompok
Semua strategi
pemimpin diatas perlu memiliki sebagai sebuah skill pemimpin, agar seorang
pemimpin mampu melakukan fungsi- fungsi kepemimpinan dengan baik.[5]
E.
METODE
PENELITIAN
Pada umumnya metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data tujuan dan kegunaan
tertentu. sedangkan metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan
dan dibuktikansuatu pengetahuan tertentu sehingga ada giliranya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.[6]
Dalam penelitian, hal- hal yang
perlu dijelaskan meliputi:
1.
Jenis
penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif.
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan
dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran seseorang melalui individu maupun kelompok.[7]
Menurut Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghadirkan
data deskriptif beberapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau
pelaku yang diamati. Sedangkan menurut Whitney dalam Moh.Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat
serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang
sedang berlansung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.[8]
2. Pedekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan
dengan berusaha memahami arti peristiwa dan terdapat keterkaitan dengan orang-
orang biasa dalam situasi tertentu.
3. Penentuan Subyek
Dalam
penentuan subyek adalah orang- orang yang berhubungan langsung dalam memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar atau obyek penelitian.[9]
Adapun yang
dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala sekolah
b. Guru- guru
c. Karyawan
4. Lokasi Penelitian
MAN 1 REMBANG bertempat di pusat kota
Rembang, berdekatan dengan RSUD REMBANG yang tempatnya tidak terlalu ramai dari
kendaraan bermotor sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan.
5. Metode Pengumpulan Data
a.
Metode
Observasi
Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
obyek penelitian.”[10]
Menurut Denzin dalam Rochiati
wawancara adalah pemberian pertanyaan yang diajukan secara verbal yang diajukan
kepada orang yang dianggap mampu memberi informasi atau penjelasan, hal lain
yang dipandang perlu.[11]
Teknik ini penulis gunakan untuk
meneliti secara langsung maupun tidak langsung kenyataan-kenyataan yang terjadi
pada obyek penelitian untuk memperoleh data tentang keadaan MAN 1 REMBANG baik
jumlah murid ataupun keadaan yang lainnya.
b.
Wawancara
Adalah alat pengumpul informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara
lisan juga.”[12]
Kalau menurut Suharsimi Arikunto,
wawancara adalah: “ sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara ( interviewer
) untuk memperoleh informasi dari pewawancara.”[13]
Metode interview ini penulis gunakan
untuk mencari informasi atau data yang berhubungan dengan Kepala Sekolah dan
guru yang berkecimpung di MAN 1 REMBANG, sebab
beliau-beliaulah yang ikut bertanggung jawab atas keberhasilan mutu pendidikan
di MAN 1 REMBANG.
c.
Dokumentasi
Adalah mencari
data mengenai hal-hal yang valit atau fariabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, Notulen Rapat, legger, agenda dan
sebagainya.”[14]
4.
Metode Analisis
Data
Setelah penulis memperoleh data yang
diperlukan, maka tahap berikutnya adalah analisa data. Analisa data ini tidak
dilakukan secara serentak (bersama-sama) melainkan disesuaikan dengan perolehan
data berdasarkan kenyataan obyektif, yaitu setiap data yang diperoleh langsung
dianalisa. Tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tekhnik diskriptif dengan membuat gambaran yang sistematis dengan faktual serta
analisisnya dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1) reduksi data atau
penyederhanaan (data reduction); (2) paparan atau sajian data (data display);
(3) penarikan kesimpulan.
6.
Pengecekan
Keabsahan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian
dan interpretasi yang diabsah maka diperlukan triangulasi yaitu memeriksakan
kebenaran data yang telah diperoleh kepada pihak-pihak lain yang dapat
dipercaya, memperpanjang kehadiran penelitian, menggunakan alat bantu seperti
HP recorder, kamera dan lainya.
7.
Tahap-tahap
Penelitian
Dalam penelitian, penelitian melalui tahapan-tahapan yaitu:
a.
Penelitian
pendahuluan dengan menetapkan konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan
penelitian dan kegunaan penelitian.
b.
Menentukan
desain penelitian meliputi rancangan penelitian, pemilihan lokasi penelitian,
menentukan sumber data, prosedur pengumpulan data, analisa data, pengecakan
keabsahan data.
c.
Melaksanakan
penelitian.
d.
Membuat laporan
penelitan
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur
Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta 1997
E.Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional. 2005
Kunandar, Guru Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2009
Moleong
Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011
Purwanto Ngalim, Administrasi
Pendidikan, Jakarta, PT. Mutiara,1984
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2010
Sukamdinata Nana Syaodah, Metode Penelitian Pendidikan,
(bandung: PT. Remaja rosdakarya, 2008
Undang
–undang Guru dan Dosen, Jakarta, Sinar
Grafika, 2010
Wiridiaatmaja Rochiati
, Metode penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya,
2007)
[2]
Dr.E.Mulyasa, M.Pd. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2005 hal. 32
[4]
Kunandar, Guru
Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses
dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hal.45
[6]
Sugiyono, Metode Penelitian
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2010),
hlm. 6.
[7] Nana syaodah sukamdinata, Metode
Penelitian Pendidikan, (bandung: PT. Remaja rosdakarya, 2008), hlm. 60.
[8] Lexy
J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.9-10.
[9]
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 132.
[10] Lexy J Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011),hal. 165
[11]
Prof. Rochiati Wiridiaatmaja, Metode penelitian Tindakan Kelas, (Bandung
: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 117
[12]Lexy
J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),hal. 165
[13] Suharsimi arikunto, Prosedur
Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta 1997, hal. 132
[14] Lexy J Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011),hal 135
Comments
Post a Comment