REVIEW JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF "2"
semoga bermanfaat bos !!!
jangan lupa dishare juga, !!
langsung aja dibawah tuh disimak !!!
REVIEW
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah : Metodologi Penelitian pendidikan
Oleh :
Ardany Nuril Fahma
(1403036008)
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
REVIEW
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF
“PENGARUH
SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR”
KINERJA GURU DI KABUPATEN ALOR NUSA TENGGARA TIMUR”
PENULIS : Muhammad
Yuri Gagarin, dkk
I.
PENDAHULUAN
Sarana
Prasarana pendidikan sebagai salah satu penunjang keberhasilan pendidikan, yang mengacu pada Standar sarana dan prasarana yang dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraan
pendidikan di Sekolah,( Djamarah, dkk
2000). Kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah adanya penyediaan sarana yang belum memadai atau lengkap.
Permasalahan sarana dan prasarana sangat penting
untuk ditangani lebih serius, karena sangat berpengaruh dalam kelancaran proses
belajar mengajar, karena disamping
menjadi lebih nyaman, juga sekaligus menjadi media pembelajaran dengan peralatan yang harus disesuaikan termasuk penyediaan
fasilitas yang mutlak harus dipenuhi,
yang tentunya kesemuanya itu harus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
ilmu dan pengetahuan.. Seringkali dalam
pemenuhan sarana dan prasana ditentukan oleh pihak sekolah
bersama komite sekolah berdasar pada keinginan dan kebutuhan sekolah masing-masing semata,(Margono, S 2005).
Bagi
beberapa sekolah yang telah memenuhi sarana dan prasarananya
akan meningkatkannya agar lebih baik lagi, hal ini adalah wajar sebagai upaya untuk meningkatkan kwalitas proses belajar mengajar yang pada
tujuannnya untuk meningkatkan kwalitas
pendidikan itu sendiri. Adapun permasalahan yang sering timbul adalah tidak terkendalinya rencara yang diprogramkan oleh pihak sekolah
dengan harapan untuk memenuhi keinginan
secara maksimal yang seringkali kurang effektif karena tidak langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa di sekolah yang
bersangkutan, hal ini bisa terjadi karena
tidak adanya standarisasi yang diharuskan untuk dipenuhinya (Azhari, Akyas
2004), Bagaimanapun juga peningkatan
kualitas sekolah memang bukan hal yang mudah, terutama jika alokasi anggaran pendidikan di suatu daerah belum
memungkinkan untuk mencapai angka ideal.
II.
METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif Khi kuadrat ( Chi-square test ( X² ) ), Metode ini digunakan
bertujuan untuk menggambarkan sifat keadaan
sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan mencari
sebabsebab dari suatu gejala kondisi.
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Sarana
sekolah ( X1 ) Variabel ini sebagai Variabel
Independent (Variabel Bebas), yaitu masukan yang memberi pengaruh terhadap
hasil. 2. Variabel Prasarana sekolah
( X2 ) Variabel ini sebagai Variabel Independent (Variabel Bebas), yaitu masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil. 3.
Variabel Kinerja Guru ( Y ) Variabel ini
sebagia Variabel Dependent (Variabel Terikat), yaitu hasil pengaruh Variabel
Independent. Dalam
menganalisis data penelitian dapat
dilakukan dengan dua teknik yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
(analisis statistik).
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan
atau pemanfaatan Sarana dan Prasarana Sekolah yang dilakukan oleh Guru cukup berpengaruh terhadap Kinerja Guru yang ada pada setiap
tingkat pendidikan yaitu SD, SMP,
SMA dan SMK, namun ternyata tedapat sebagian Guru kurang dapat
mengoperasionalkan alat pembelajaran dengan
baik. Kinerja Guru pada setiap tingkat pendidikan di Kabupaten Alor NTT, sudah terlaksana dengan baik, hal dapat tersebut dapat
dilihat dari aspek Kemampuan Kerja,
Ketepatan Kerja, Kualitas Kerja dan Komunikasi, Pada hasil penelitian ini
secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh positif dan singifikan Sarana dan Prasarana Sekolah terhadap Kinerja Guru di Kabupaten Alor,
NTT yang artinya semakin baik Sarana
dan Prasarana Sekolah maka semakin tinggi Kinerja Guru, Panduan Aplikatif &
Solusi (2010).
Variabel sarana ( X1 ) diukur dengan beberapa
indikator yang disusun menjadi 15 pertanyaan (X1.1 – X1.15). Dengan menggunakan
analisis crosstab dapat disimpulkan bahwa sarana salah satu faktor penunjang
utama dalam meningkatkan kinerja guru, (Bafadal, dkk 2003). Hal ini terlihat
dari 208 responden yang ada, 158 responden diantaranya atau (76.0 %) menyatakan
bahwa sebagian besar sarana di sekolah selalu digunakan untuk mencapai kinerja guru
yang optimal melalui penggunaan alat pengajaran, penggunaan alat peraga,
penggunaan media pengajaran, optimalisasi sarana pendidikan dan antisipasi
kesulitan guru menggunakan sarana. Sementara 47 responden atau 22,6 % yang
menyatakan bahwa sarana di sekolah sering digunakan untuk mencapai kinerja guru
yang baik dan sekitar 3 responden atau 1.4 % yang menyatakan bahwa sarana
kadang-kadang digunakan dalam mewujudkan kinerja guru yang optimal.
Variabel
sarana ( X1 ) yang diukur dengan beberapa indicator yang disusun menjadi 15 pertanyaan (X1.1 – X1.15). Dengan menggunakan analisis
crosstab dapat disimpulkan bahwa dari
29 responden yang ada, menyatakan bahwa sebagian besar sarana di sekolah
merupakan factor utama untuk mencapai
kinerja guru yang optimal melalui penggunaan alat pengajaran, penggunaan alat peraga, penggunaan media pengajaran,
optimalisasi sarana pendidikan dan antisipasi
kesulitan guru menggunakan sarana. Hal ini dapat ditunjukkan dari 24 responden
atau 82.8 % yang menyatakan bahwa sarana
di sekolah sering digunakan untuk mencapai kinerja guru
yang optimal dan 5 responden atau 17.2 % responden yang menyatakan bahwa sarana selalu digunakankan dalam mewujudkan kinerja guru yang
optimal.
Untuk
tingkat SMK, variabel sarana ( X1 ) yang diukur dengan beberapa indicator yang disusun menjadi 29 pertanyaan (X1.1 – X1.29).dapat
disimpulkan bahwa dari 16 responden yang ada,
menyatakan bahwa sebagian besar sarana di sekolah merupakan faktor utama untuk mencapai kinerja guru yang optimal melalui penggunaan alat
pengajaran, penggunaan alat peraga,
penggunaan media pengajaran, optimalisasi sarana pendidikan dan antisipasi
kesulitan guru menggunakan sarana. Hal
ini dapat ditunjukkan 81.2 % atau 13 responden yang
menyatakan sering dan selalu 12.5 % atau 4 responden
menggunakan sarana disekolah dalam mewujudkan
kinerja guru yang optimal sementara hanya 6.2 % atau 1 responden yang menyatakan sarana kadang-kadang digunakan sebagai penunjang
kineja guru yang optimal.
REVIEW
JURNAL PENELITIAN KUALITATIF
“IMPLEMENTASI
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA
MTsN KOTA LHOKSEUMAWE”
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA
MTsN KOTA LHOKSEUMAWE”
PENULIS : Siti Aminah,
dkk
I.
PENDAHULUAN
Salah
satu pendekatan yang dipilih di era desentralisasi
sebagai alternatif peningkatan kualitas pendidikan persekolahan
adalah pemberian
otonomi yang luas di tingkat sekolah serta partisipasi masyarakat yang
tinggi dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Pendekatan
tersebut dikenal dengan konsepManajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau school based management.
Mutu
menjadi satu-satunya hal yang sangat penting dalam pendidikan, bisnis
dan pemerintahan.
Sekolah adalah salah satu dari
tripusat
pendidikan yang dituntut untuk mampu menjadikan output yang unggul.
Adapun upaya dalam
mendesain organisasi sekolah terdiri beberapa tim administrasi sekolah
yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerjasama dalam
rangka mencapai tujuan oranisasi. Salah satu program peningkatan mutu
pendidikan
adalah meningkatkan mutu pengelolaan dan kepemimpinan kepala
sekolah melalui
kegiatan supervisi pengajaran. Pembinaan untuk meningkatan
pengetahuan, kepemimpinan, dan kemampuan pengelolaan kepala
sekolah perlu terus digalakkan dalam rangka mendukung tercapainya peningkatan
kinerja
guru di sekolah. Penyerahan otonomi dalam pengelolaan sekolah
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena demikian,
Direktorat Pembinaan
Pendidikan menamakan MBS sebagai Manajeme Peningkatan Mutu
Berbasis
Sekolah (MPMBS) yang bertujuan untuk mengembangkan prosedur
kebijakan sekolah,
memecahkan masalah-masalah umum, memanfaatkan semua potensi individu
yang tergabung
dalam kelompok kerja sehingga sekolah dapat mencetak kandidat
intelektual yang cerdas serta emosional tinggi dan mempersiapkan
tenaga-tenaga pembangunan yang handal dan siap pakai.
II.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Dikatakan demikian karena penelitian
ini mempunyai ciri-ciri setting
yang aktual,
peneliti adalah instrumen kunci, data bersifat
deskriptif, menitikberatkan pada proses,
analisis data bersifat induktif dan pemaknaan
setiap kejadian dengan perhatian yang
esensial. Dalam menemukan data yang benar tentang implementasi manajemen
berbasis sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada MTsN Kota Lhokseumawe, peneliti mengunakan teknik pengumpulan data
melalui observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
Selanjutnya untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sejak awal penelitian
sampai akhir
penelitian mengunakan teknik reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program
Kerja Kepala Madrasah dalam Mewujudkan Berbagai Program Pendidikan di MTsN Kota Lhokseumawe.
Hasil penulisan membuktikan bahwa program kerja kepala madrasah dalam mewujudkan
berbagai program pendidikan di MTsN Kota Lhokseumawe akan
terlihat jelas apabila dikaji melalui sudut
pandang dalam
merealisasi berbagai kegiatan
seperti: (a) kurikulum dan pengajaran, (b) tenaga kependidikan, (c) peserta didik (manajemen kesiswaan), (d) keuangan dan pembiayaan, (e) sarana dan prasarana, (f) hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (g) layanan khusus. Tidak semua kepala madrasah mengerti dan memahami maksud dari kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin khususnya dalam menjalankan MBS.
Strategi Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah di MTsN Kota
Lhokseumawe Hasil penulisan menunjukkan
bahwa strategi penerapan manajemen berbasis sekolah
di MTsN Kota Lhokseumawe mencakup aspekaspek berikut:
(a) tahapan sosialisasi, (b) perumusan
visi, misi dan tujuan sekolah, (c) identifikasi
tantangan nyata sekolah, (d) sasaran/tujuan
situasional, (e) fungsi-fungsi yang
perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran, (f)
analisis SWOT, (g) alternatif langkah pemecahan
masalah, (h) penyusunan rencana dan
program kerja peningkatan mutu, (i) pelaksanaan
program dan evaluasi, dan (j) merumuskan
sasaran mutu baru.
Kendala Yang Dihadapi Kepala Madrasah dalam
Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah di MTsN Kota Lhokseumawe Hasil penulisan membuktikan bahwa kendala yang dihadapi kepala madrasah dalam
menerapkan manajemen berbasis sekolah di
MTsN Kota Lhokseumawe dapat diidentifikasi
melalui indikator berikut, yaitu: (a) kemandirian sekolah, (b) pengambilan keputusan partisipatif, dan (c) transparansi
manajemen.
Comments
Post a Comment